Nonton Pameran Kardus di Museum Macan

Nonton Pameran Kardus di Museum Macan – Saya sedang butuh sebuah pameran untuk exposure bagi guru-guru saya di Sekolah Tetum Bunaya. Exposure itu harus berupa pameran seni instalasi. Mengapa seni instalasi? Karena bisa bersifat 3 Dimensi, dan menggunakan berbagai media. Ukurannya juga besar.

Exposure semacam ini saya perlukan untuk memperluas wawasan guru. Dalam pekerjaannya, guru membuat karya serupa seni instalasi.  Mereka menghias  pintu masuk atau jendela, membuat display papan karya yang menunjukkan tema, atau bahkan menghias panggung pementasan.

Jadi guru perlu memperluas horizonnya dengan melihat karya seniman instalasi. Informasi tentang pameran instalasi saya peroleh dari Bintang, anak saya yang bekerja di bidang seni rupa. Dia mengatakan bahwa di Museum Macan, Jakarta Barat, sedang ada pameran instalasi pasangan perupa dari Filipina, Isabel dan Alfredo Aquilizan. Jenis pamerannya sepertinya sesuai dengan yang saya cari, katanya. Maka, saya pun pelajari website Museum Macan, membeli tiket di website, dan off we go.

No Cam

Museum Macan terletak di AKR Tower Lantai M, Jalan Panjang, Jakarta Barat. Jadi, museum ini ada di dalam gedung perkantoran. Pastinya jauh dari kesan tua dan seram.

Bintang memandu saya menuju museum. Kami masuk lift dari area parkir, menuju Lantai M. Begitu pintu terbuka, kami masuk ke ruang yang luas dengan pembatas menuju area museum.

Kami tiba di resepsionis, dan menunjukkan e-ticket (dikirim via email setelah saya transfer). Begitu melihat kamera saya, petugas meminta saya menitipkannya pada petugas. “Hanya boleh dengan kamera ponsel,” katanya.

Waah, pupuslah harapan bisa memotret dengan hasil baik. Selain itu, rencana berlatih dengan kamera SLR pun gagal. Tapi ya sudahlah. Tetap semangat …. Untuk hasil foto baik, saya akan minta tolong Bintang yang spesifikasi kamera ponselnya lebih baik daripada ponsel saya.

Saya pernah membaca, untuk menyerap karya di museum dengan baik, lupakan kamera. Gunakan “kamera” yang ada di mata, karena akan merekam lebih baik dalam ingatan.

Kardus Pulkam

Berbekal kamera alami, saya pun mengamati pajangan raksasa berupa bidang bundar, yang bagian belakangnya dibuat lebih tinggi.  Setelah saya dekati, saya melihat perkampungan padat dari kardus berwarna cokelat. Di atas bidang itu terdapat rumah-rumah kardus saling menghimpit.

Rasanya di sekolah kami pun ada rumah adat Betawi dari kardus. Yang membuat istimewa dari pameran ini adalah adalah warna kardus dibiarkan tak bercat. Terlihat ada ada bagian yang rata, dan ada bagian  yang bergelombang.

Di Jakarta, kardus semacam itu biasanya dijual di warung air mineral atau mi instan. Pada saat jelang Lebaran, kardus-kardus itu  dipakai pemudik untuk membawa barang pulang kampung.

Bagi pasangan perupa Isabel dan Alfredo Aquilizan, kardus mempunyai makna istimewa yang mengingatkan mereka pada kampung halaman. Perupa ini hijrah ke Australia pada tahun 2006 membawa serta kelima anak mereka. Mereka memasukkan benda kebutuhan sehari-hari ke dalam kotak-kotak yang mengandung makna “rumah”. Kotak berisi barang-barang rumah yang membuat mereka dekat dengan rumah asal.

Kardus semacam itu tidak hanya bermakna bagi pasangan Aquilizan, namun bermakna sosial. Orang Filipina banyak yang merantau ke negara lain, dan mereka pun mempunyai ikatan dengan kampung halaman dalam bentuk balikbayan. Bila mereka pulang kampung, mereka membawa oleh-oleh yang dimasukkan ke dalam kotak balikbayan. Bila mereka tidak bisa pulang, mereka mengirim kardus balikbayan berisi hadiah untuk keluarga di kampung.

Pasangan Aquilizan telah memamerkan kardus balikbayan ini di berbagai museum seni di berbagai negara, dan selalu melibatkan seniman lokal. Di antara rumah-rumah itu ada buatan Bintang, saat dia masih kuliah di ISI dan pasangan Aquilizan sedang menjalani masa residensi di Yogyakarta. 

Sandal Jepit

Kupu-Kupu? Bukan. Ini adalah sayap malai